Ceritaku : Melewati Spiritual Awakening Pertamaku

Postingan ini lebih ke sharing pengalaman, karena aku yakin banyak orang yang mengalami hal serupa dan aku harap ada pelajaran yang dapat kita petik dari semua ini. 

 

Secara pengertian, spiritual awakening atau biasa juga disebut sebagai Pencerahan adalah "pemahaman penuh dari suatu situasi". Istilah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan Zaman Pencerahan (wikipedia, 2020)

 

 

Spritual Awakening
Spritual Awakening

Kebangkitan spiritualku terjadi pada bulan mei 2020. Semua berawal saat keadaan memaksaku untuk memiliki jarak dengan teman-teman bahkan keluargaku. Posisi itu membuat aku benar-benar sendiri, aku disconnect dari dunia luar dan seluruh perhatianku hanya terfokus pada diriku.

Saat itu aku dipaksa untuk membuka mataku. Ibarat kalian tertidur dan dibangunkan, kalian dipaksa melihat semuanya dengan jelas. Semua rekaan hidup kalian seperti diperlihatkan kembali. Kalian diberikan cermin untuk melihat siapa diri kalian dan apa saja kesalahan yang kalian lakukan selama ini. Hati kalian dibuka, hingga kalian dapat mengetahui luka jiwa apa yang selama ini kalian sembunyikan. Kalian juga diberikan lensa yang lebih jernih, untuk melihat seperti apa kehidupan dan siapa sebenarnya orang-orang di sekitar kalian.

Tentu hal ini tidak berjalan dengan baik. Mulanya, aku merasa kacau. Aku menangis hampir setiap hari. Aku mengalami mimpi berulang kali, kadang berupa kata-kata yang kuingat hingga aku bangun, kadang hanya berupa pertemuan, kadang pula hanya di hadapkan pada keadaan yang membuatku mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan orang yang hadir dalam mimpiku. Aku perlu membatasi interaksiku dengan orang lain karena aku terlalu mudah menyerap dan merasakan emosi mereka.

Posisinya seperti : kalian harus melihat apa yang selama ini tidak ingin kalian lihat. kalian harus melepaskan apa yang pada kenyatannya tidak cukup baik lagi untuk kalian—sesuatu yang menahan kalian untuk terus berkembang. Hal itu diperburuk karena aku masih berusaha untuk memperbaiki keadaan, aku masih menyangkal. Egoku masih terlalu besar untuk memperjuangkan apa yang aku inginkan, bukan mengerti apa yang sebenarnya aku butuhkan. 

 

Dan saat berada pada keadaan tersebut, satu-satunya hal terbaik yang dapat kalian lakukan hanya mendekat kepada Tuhan. Perbaiki hubunganmu dengan-Nya, curahkan semua yang kalian rasakan, dan percayakan semua kepada Tuhan. Sekalipun kalian tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, kalian merasa tidak nyaman,  tapi percayalah itu jalan terbaik yang dapat kalian lakukan.

 

Saat itu, aku berhenti untuk berusaha mengendalikan keadaan. Aku membiarkan semua mengalir dan mengikuti alur permainan semesta. Apa yang akan hancur, aku biarkan hancur. Apa yang harus menghilang, akan kubiarkan menghilang. Dua-tiga bulan, masa itu benar-benar gelap. Aku hanya mencoba untuk terus mengenali diriku dan berdamai dengan keadaan.


Perlahan aku mengerti, bahwa pengenalan dan pencarian ke dalam diri sendiri  jauh lebih penting dibanding pencarian ke luar. Pengembangan jiwa, lebih berharga dibanding kebutuhan-kebutuhan duniawi. Dan aku sadar, tujuan hidup bukan perihal apa yang ingin aku raih dan aku dapatkan, jauh dari itu, tujuan hidup juga menyangkut apa yang dapat aku berikan, mengapa aku berada di sini, dan apa alasan Tuhan memberikan semua ini dalam hidupku


Dan akhirnya, fase tersebut berakhir. Dimulai dengan pengendalian emosiku yang lebih stabil, aku mulai mengerti setiap alasan dari kejadian yang harus terjadi dalam hidupku. Aku mengerti mengapa aku harus di hadapkan pada kondisi yang sulit. Jalan hidupku, apa yang terjadi, semuanya benar-benar seperti rantai yang terhubung satu sama lain.

Apa yang kualami, adalah apa yang harus kulewati, untuk pengembangan diriku menjadi aku yang lebih baik dari aku di masa lalu.

Teruntuk kalian yang tengah mengalami hal seperti ini, aku ingin menyampaikan, bahwa semua akan terlihat keruh di awal, semua mungkin tidak terlihat masuk akal, dan hal itu  wajar, sangat normal.  

Semua luka dan kekeliruan kalian akan terbuka satu demi satu. Kalian dapat melihat siapa sebenarnya orang di sekitar kalian. Termasuk jika kalian mencoba berbohong pada diri sendiri, itu tak akan berhasil, karena cermin besar memberikan refleksi terang-terangan tentang apa yang selama ini tidak bisa kalian lihat. 

Mendekatlah kepada Tuhan, terima semua yang terjadi dan terbukalah pada diri kalian. Setelahnya, percayakan semuanya kepada garis takdir. Apa yang akan kalian dapatkan setelahnya, tak akan dapat dibayar dengan apapun. Semua sangat berharga.

Menurut pendapatku pribadi, kesadaran dan pengenalan diri tidak ditentukan oleh umur seseorang. Sangat memungkinkan, bila seorang manusia justru sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengalami pengembangan jiwa selama mereka hidup. Beruntunglah jika kalian melaluinya, selamat memasuki pola hidup yang baru dan selamat memandang kehidupan dengan lensa yang berbeda sekarang.

 

 

Sampai Jumpa! :)

 


You get the best version of me when i feel save around you. My femininity flourishes in healthy environments. I protect that version of me because i've spent so much time healing and preserving that version of me - Jojo, The minds Journal

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »