REVIEW BUKU : Loving The Wounded Soul, Regis Machdy
Buku self-improvement karya
Regis Machdy mungkin sering teman-teman lihat di toko buku besar di Indonesia.
Buku dengan judul “Loving the wounded soul”, berhasil menarik perhatian
pembaca, pemilihan judul yang tepat meningkatkan daya tarik pembaca untuk membeli
buku ini.
Buku yang memiliki jumlah halaman sebanyak 289 ini
mendapatkan cetakan pertamanya pada bulan September 2019, dan kini menjadi
salah satu buku national best seller di
Indonesia.
Saya membeli buku ini pada salah satu online store di Indonesia, kurang lebih membutuhkan waktu 6-7 hari
bagi saya untuk menamatkan buku ini. Satu
hal yang membuat saya memutuskan untuk membeli buku ini dibanding dari buku self improvement lain yang beredar di
pasaran adalah, pemilihan judul yang terdengar sangat menarik dan membuat saya
penasaran untuk membaca.
Review buku loving the wounded soul |
“LOVING THE WOUNDED
SOUL” atau mencintai jiwa yang terluka. Walau saya sempat keliru karena
tidak membaca sub-judul yang terdapat di bawahnya, yaitu “Alasan dan Tujuan
Depresi Hadir Dalam Hidup Manusia!”
Jujur karena ketika awal membeli saya hanya membaca judul
dan tidak melihat sub-judul, saya berpikir bahwa buku ini lebih mengarah
pada buku-buku mengenai ilmu spiritual dan batin, murni kecerobohan saya yang
tidak mebaca sub-judul sehingga tidak mengetahui bahwa secara garis besar buku
ini membahas mengenai depresi, dari awal hingga akhir.
Secara garis besar, buku ini membahas mengenai depresi.
Mulai dari alasan, penyebab, hingga semua faktor dari berbagai aspek kehidupan
yang tentunya berpengaruh pada depresi
manusia. Tentunya, penulis juga menceritakan mengenai pengalamannya
sebagai seseorang yang berkecimpung dibidang psikologi, sekaligus seseorang
yang mengalami depresi selama bertahun-tahun, yang berkali-kali datang ke
psikiatris dan mengalami relapse (kembalinya
depresi pada seseorang yang dahulu pernah mengalami depresi), dan berhasil
bangkit lagi. Disini Regis sebagai penulis memberikan dua sudut pandang, sebagai ahli dalam bidang kesehatan mental, juga orang yang mengalami permasalahan mental.
Sebelum masuk pada pembahasan, saya ingin memberikan apresiasi besar pada Regis Machdy selaku penulis yang telah melihat palung tergelap kehidupan dan berhasil bangkit dengan memberikan sinar yang dapat menginspirasi orang lain. Rasanya sangat mengagumkan ketika luka dapat membuat seseorang lebih dewasa dan kuat dari sebelumnya.
Selain itu, sisi manusiawi Regis juga dituangkan dalam setiap tulisan dalam
bukunya, buku ini membuat saya mengerti bahwa depresi merupakan sesuatu yang
valid sehingga saya pribadi tidak merasa sendiri setelah depresi yang saya
alami dipertengah 2021 silam.
Pada awal buku, penulis memberikan penjelasan dasar yang
dilengkapi dengan istilah-istilah dalam dunia kesehatan mental sehingga dapat
dipahami pembaca awam. BAB awal buku lebih terasa teoritis, karena di sini
penulis lebih menjelaskan berdasarkan ilmu dan literasi yang ia miliki. BAB
awal juga menggiring pembaca untuk menyadari bahwa depresi merupakan hal yan “valid”,
depresi penyakit, berbeda dengan emosi negatif sehingga diperlukan sikap dan
penanganan yang berbeda. Edukasi mengenai depresi yang dilakukan pada bab awal
saya rasa akan membantu Anda—khususnya orang-orang yang masih asing dengan kata
depresi untuk mengetahui apa sebenarnya depresi, dan mengubah presepsi buruk
kita mengenai disorder tersebut.
BAB-BAB selanjutnya—khususnya pertengahan sampai ke akhir,
penulis baru menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi yang ia alami sebagai
penderita depresi. Untuk saya—yang lebih suka membaca buku yang lebih memiliki
alur seperti pengalaman merasa bagian tengah hingga akhir buku lebih menarik
dibanding bagian awal yang lebih bersifat teoritis.
Secara umum, buku ini bagus dan menarik untuk dibaca. Bagi
orang yang belum mengalami depresi, buku ini akan memberikan edukasi dasar
sehingga kita dapat mengantisipasi, sekaligus memahami bila dsiorder ini terjadi pada orang di
sekitar kita. Dan untuk orang yang telah mengalami depresi, buku ini pada
awalnya sedikit menakutkan bagi saya, (Khususnya pada bagian di mana penulis
menjelaskan bahwa orang yang pernah terkena depresi memiliki kemungkinan relapse 80%), tetapi setidaknya
kenyataan ini dilengkapi dengan saran dari penulis untuk menurunkan resiko
muncul kembalinya depresi. Buku ini juga menjadi emotional support tersendiri bagi teman-teman yang pernah mengalami
permasalahan mental seperti depresi.
Bagi teman-teman yang ingin membeli bukunya, buku ini dapat
kalian temukan di toko buku offline dan
online di Indonesia! Happy reading!