PUISI CINTA : PUPUS
Image source : Freepik |
Dersik terdengar bersama citta yang belum memudar
Menemani sebuah elegi, menusuk tepat di dalam relung hati
Pena masih mengukir, ketika ia sadar bahwa cerita sudah berakhir
Seperti menunggu sebuah suar, dalam gurun-gurun pasir yang gersang
Cintanya pergi, meninggalkan lakuna dalam diri
Bawa aku pergi, jerit batinnya tanpa henti
Derana menyiksa jiwa, hidupnya hampir terasa gila.
Mengapa cinta harus tercipta, bila membuat hati mati tanpa rasa?
Pupus, denai cerita harus dihapus,
Sebuah tali yang harus diputus, sekalipun kasih masih mengalir dengan tulus.
Menyeret diri dalam dekapan nestapa, melepas belenggu dari sebuah romansa,
"Lalu sekarang apa?" ketika asa adalah hal terakhir yang tersisa.
Image source: Freepik