6 Cara Mengatasi Trust Issues
Apa itu trust Issues?
Trust issues merupakan
perasaan takut yang dapat berasal dari pengkhianatan, pengabaian, atau
manipulasi yang diterima dari orang sekitar. Hal ini bisa disebabkan oleh
kejadian yang terjadi dari masa lampau atau kejadian yang terjadi di masa
sekarang. Permasalahan ini bukanlah hal sepele yang bisa kita abaikan, rasa
kepercayaan merupakan dasar dari terbentuknya hubungan yang baik. Mengalami trust
issues akan menyebabkan kita menjadi terisolasi, kesepian dan sulit membuka
diri. Trust issues juga dapat
menyebabkan seseorang cenderung mudah overthinking.
Ciri Orang Yang Memiliki Trust Issues:
Ada beberapa hal yang dapat menunjukkan bahwa seseorang
mengalami trust issues
L Lalu bagaimana cara mengatasi kecenderungan sulit untuk mempercayai orang lain?
6 Cara Mengatas Trust Issues:
1. Memaafkan dan Memberi Kesempatan
Memaafkan memang terasa sulit, namun ketika maaf mengalir
dengan tulus, Anda secara tidak langsung tengah menyembuhkan rasa sakit yang
bersarang dalam diri Anda. Hal ini tentu tidak terjadi dengan mudah, namun Anda
perlu belajar memaafkan sekalipun mungkin rasa percaya Anda belum bisa Anda
berikan kembali.
Ketika Anda tengah memafkan, Anda bisa memberi waktu pada
diri Anda dan memutuskan apakah Anda bisa mempercayai orang tersebut kembali
atau tidak? Kita perlu menyadari bahwa setiap orang memiliki kesalahan, memberi
kesempatan bisa menjadi opsi yang perlu kita pertimbangkan. Berikan waktu
hingga diri Anda siap memberi kepercayaan.
2. Berikan Waktu Untuk Diri Anda Merasa Kecewa dan Sedih
Perasaan sedih dan kecewa bukanlah sesuatu yang buruk. Menerima semua emosi yang kita rasakan akan membuat fase penerimaan terjadi lebih cepat. Akan ada rasa sedih bila menyadari bahwa mungkin teman Anda menghancurkan kepercayaan Anda, akan ada rasa kecewa yang Anda rasakan ketika melihat beberapa orang mengkhianati atau memanfaatkan kebaikan Anda. Kita harus menerima kenyataan bahwa tidak semua orang memiliki niat yang baik, kita juga perlu menyadari bahwa semua orang dapat berubah, dan setiap manusia memiliki egonya masing-masing. Begitupun dengan diri kita sendiri bukan?
Tak ada yang bisa Anda kendalikan, Anda hanya bisa mengendalikan bagaimana Anda bereaksi dan mengambil sikap setelahnya. Biarkan rasa kecewa dan sedih Anda keluar, tuangkan lewat sesuatu yang bisa membuat Anda lebih tenang. Seperti misal : mendengar musik, bermain musik, menulis atau bercerita dengan orang yang dapat Anda percaya.
3. Buat Batasan Dengan Orang Yang Tak Bisa Dipercaya
Ketika kita memutuskan untuk memaafkan seseorang bukan berarti kita membiarkan diri kita diperlukan sama berulang kali. Buat batasan sejauh mana Anda bisa menerimanya dalam hidup Anda. Seperti misal, Anda tidak mentolerir bila mereka bersikap A, B, atau C. Atau bisa seperti : Anda hanya akan bersama mereka dalam kondisi A. Hal ini perlu dilakukan dengan kesadaran penuh, bangun batasan Anda sebagai bentuk kepedulian terhadap diri Anda, bukan sebagai hukuman untuk orang di sekitar Anda.
4. Bangun Rasa Percaya Pada Diri Sendiri dan Orang Terdekat
Membangun rasa trust atau percaya setelah pengkhianatan, pengabaian, atau dimanfaatkan berkali-kali bukan hal yang mudah. Ego Anda akan bersikap defensive untuk mencegah luka dan masalah yang sama terjadi dalam diri Anda, dan ini merupakan sesuatu yang normal.
Anda dapat memulainya dengan membangun rasa percaya pada diri Anda sendiri, yakinlah ketika Anda melakukan sesuatu dengan tulus dan kepercayaan Anda dihancurkan, permasalahannya bukan pada diri Anda. Mungkin semua yang terjadi merupakan pembelajaraan untuk pendewasaan diri ke depan.
Bangun rasa percaya Anda pada diri Anda dan kepada Tuhan, Anda juga bisa memulainya dengan mengeratkan ikatan Anda dengan orang yang sebelumnya sudah Anda percaya, percaya saja orang-orang terdekat, orang yang selama ini Anda percaya dan tidak pernah mengecewakan Anda. Satu teman baik lebih cukup dibanding sekumpulan orang yang membuat Anda mempertanyaan kelayakan diri Anda.
5. Ubah Pemikiran Negatif Pada Diri Sendiri
Salah satu hal negatif yang mungkin terjadi ketika kita selalu dikecewakan hingga sulit untuk percaya dengan orang lain adalah perasaan tidak layak atau merasa semua terjadi karena kesalahan diri kita sendiri. Sebagai contoh, ketika Anda berteman dengan seseorang dan mereka membohongi Anda lebih dari sekali, atau mereka membuat janji-janji kecil dan berulang kali melupakannya. Anda bisa jadi merasa bahwa Anda bukan orang yang penting, Anda dapat berpikir bahwa ada perasaan ‘unworthy’ atau tidak layak pada diri Anda, kejadian tersebut bukan hanya berimbas pada perasaan kecewa, namun bisa menyerang kepercayaan diri seseorang.
Faktanya, apapun tindakan yang
orang lain lakukan terhadap diri kita, tidak menunjukkan seperti apa kualitas
diri kita, namun menunjukkan kualitas diri mereka yang sebenarnya. It’s not about you, It’s about them. there’s
nothing wrong with you.
Dengan begitu Anda dapat lebih mudah membuka diri, Anda akan lebih berpikiran terbuka dan siap menjalin relasi baru dengan orang di sekitar
6. Sadari Bahwa Selalu Ada Resiko Ketika Anda Memberi Kepercayaan Kembali
Hal terakhir yang perlu kita mengerti adalah selalu ada kemungkinan Anda akan terluka dan kecewa ketika kita membangun sebuah relasi dengan orang lain, dan hal tersebut adalah hal yang wajar. Kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain bersikap terhadap diri kita. Terima kenyataan ini dengan pikiran terbuka, resiko selalu ada, dan menutup diri terus menerus untuk menghindari rasa sakit tak akan menyelesaikan apapun.
Dalam hidup kita akan berjumpa dengan banyak orang, dan beberapa di antara mereka hadir untuk memberikan pelajaran. Perasaan hancur ketika ketulusan Anda dimanfaatkan, perasaan kecewa ketika sahabat Anda meninggalkan Anda, Rasa sesak ketika orang-orang menyepelekan janji-janji yang mereka berikan terhadap Anda merupakan hal yang wajar.
Jangan biarkan Perlakuan Yang Anda Terima Mengubah Siapa Diri Anda Yang Sebenarnya
Ini akan terdengar naïf, namun
percayalah—hal ini menjadi pendewasaan dan menjadikan Anda pribadi yang lebih
baik ke depannya. Terutama bila tindakan apa yang akan Anda lakukan
mempengaruhi misi jiwa Anda ke depan.
Saya pernah menerima hal yang
menyakitkan yang membuat saya berpikir bahwa semua orang berengsek dan tidak
dapat dipercaya. Rasa sakit tersebut membuat saya seolah memberi hukuman ke
semua orang—saya membenci semuanya dan bersikap skeptis, hingga akhirnya saya
menyadari bahwa tindakan tersebut tidaklah benar. Saya tidak bisa membenci
semua orang hanya karena saya disakiti beberapa orang dalam hidup saya.
Sejak saat itu, saya mencoba
memegang prinsip bahwa “Apapun yang orang lakukan tidak akan mengubah bagaimana
saya bersikap, bagaimana saya akan mencintai, dan mengubah siapa diri saya yang
sebenarnya”. Bila Anda ingin bersikap baik, lakukan. Bila Anda ingin berbagi
cinta kasih dengan tulus, lakukan. Bila Anda ingin menolong dan menunjukkan
perhatian, lakukan. Tanpa berpikir bahwa
Anda harus mendapatkan hal yang sama. (Memahami prinsip cinta-kasih tanpa ego)
Bila seseorang melukai Anda, maka
itu masalah Anda dengan mereka, selesaikan apa yang dapat diselesaikan dan
jangan biarkan hal tersebut membuat diri Anda tertutup. Bila orang yang
menyakiti Anda meminta tolong terhadap Anda (dan bila Anda dalam keadaan
mampu), maka tolong mereka atas dasar kemanusiaan, karena Anda ‘sesama
manusia’, bukan lagi sebagai teman atau
orang penting dalam hidup Anda lagi.
Anda tidak mengubah siapa diri
Anda, Anda hanya mengubah makna dan nilai seseorang di dalam hidup Anda.
Yakinlah bahwa karma baik akan selalu datang, dan apa yang Anda tanam akan
menjadi apa yang Anda tuai kelak. Anda hanya perlu percaya pada diri Anda dan
semua rencana Tuhan
Nah, begitu 6 cara mengatasi trust issues , membuka diri setelah hati Anda terluka memang tidak mudah, namun Anda harus percaya bahwa Anda akan menemukan orang-orang yang tepat!
Semoga tips di atas
membantu, sampai jumpa kembali!