Tampilkan postingan dengan label Tips dan Trik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips dan Trik. Tampilkan semua postingan

Bagaimana Cara Menyeimbangkan Sisi Feminine dan Masculine dalam Diri Manusia? Simak Tips Berikut ini!

Bagaimana Cara Menyeimbangkan Sisi Feminine dan Masculine dalam Diri Manusia? Simak Tips Berikut ini!


Ditulis oleh : Fatihatun Puti Sabrina 

Pada dasarnya, semua manusia memiliki sisi feminin dan maskulin dalam diri masing-masing. Sisi maskulin pada diri seseorang, berorientasi pada action, pencapaian, yang diimbangi dengan pemikiran yang logis dan terstruktur. Sedangkan sisi feminin dalam diri kita mendorong kita untuk lebih intuitif, melakukan penerimaan, dan kasih sayang. Keseimbangan kedua hal ini  dibutuhkan dalam diri kita untuk benar-benar merasa utuh. Berikut contoh kurang seimbangnya sisi maskulin dan feminin dalam diri seseorang :


Kiran Debi, menyatakan bahwa seimbangnya energi feminin dan maskulin pada diri manusia dapat ditunjukkan dari beberapa sikap berikut, seperti: 

1. Bisa berpikir dengan logis,  namun disaat bersamaan memiliki rasa empati dan intuitif
2. Dapat tegas dalam mengambil keputusan, di lain sisi penuh pengertian dan kasih sayang
3. Memiliki mimpi dan ambisi yang terstruktur, namun disaat bersamaan dapat melakukan penerimaan (going with the  flow) dalam mencapai proses tersebut.  

Dari sana kita dapat melihat bahwa keseimbangan dua sisi ini membawa dampak positif bagi diri sendiri. Terlalu lama berada dalam energi maskulin  tentu tidak baik bagi sisi feminin kita, begitu pun sebaliknya, Lalu bagaimana caranya menyeimbangkan sisi feminin dan maskulin?

1. Listen to Your Heart 

Deep down, kita mengerti sisi mana yang mendominasi pada diri kita. 

Apakah Anda seseorang yang logis, action oriented, berpacu pada goals dan pencapaian, atau orang yang intuitif, cenderung menggunakan hati dan perasaan, serta lebih ekspresif? 

Apakah Anda lebih senang membangun, atau menjaga? Apakah Anda mem-provide dari material dan perlindungan, atau lebih cenderung merawat dengan kasih sayang? 

2. Identification Which Sides More Dominant For You 

Kita tidak bisa menyeimbangkan dua sisi ini jika kita belum mengerti sisi mana yang lebih dominan dan sisi mana yang jarang muncul pada diri kita. Feminine energy cenderung berada pada tubuh perempuan, dan masculine energy kebanyakan berada pada tubuh lelaki, Akan tetapi, sangat memungkinkan bila Anda lelaki namun energi yang mendominasi diri Anda adalah feminine.

Kita perlu merasakan pada sisi mana tubuh kita lebih sering beroperasi. Akan tetapi, Anda perlu memastikan bahwa Anda tidak membuat fragmentasi dengan diri sendiri. 

Sebagai contoh, dahulu, saya pernah berpikir bahwa saya seorang maskulin karena sisi ini yang selalu bawa dalam keseharian saya--sisi ini yang sering saya tunjukkan ke luar. Saya merasa saya seseorang yang logis, action oriented, dan aktif secara fisik. Namun ternyata, maskulin yang selalu muncul merupakan proteksi bagi sisi feminine saya yang selama ini terluka. Sisi feminine saya memilih bersembunyi, karena feminine energy memerlukan rasa aman untuk berinteraksi dengan dunia luar. Akhirnya, kedua sisi ini tidak imbang, masculine pada saya terlalu aktif. 

Coba berikan waktu pada diri Anda, lihat semua fragmen dalam diri Anda, dan lakukan penerimaan. Berikan kesempatan kepada dua sisi ini untuk berinteraksi dengan dunia luar. Anda bisa memanfaatkan rasa trigger yang Anda terima dari luar sebagai cara untuk menunjukkan bagian dari diri Anda yang perlu Anda beri perhatian lebih. 

3.  Embrace Both of Your Energy 

Mustahil untuk membuat kedua sisi ini selalu balance dalam diri kita, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuat diri kita lebih terhubung dengan kedua sisi ini. 

A. Feminine Side

Bila Anda menyadari, dunia yang kita tempati saat ini lebih banyak beroperasi untuk para masculine. Kebanyakan dari kita--manusia--sibuk membangun dan membuat sesuatu yang baru, alih-alih menjaga dan merawat apa yang sudah dibangun. Mungkin ini juga yang menjadi alasan mengapa mother earth--spirit yang menjaga bumi--memiliki energi feminin. Berikut cara terhubung dengan sisi feminin :

>Find or Create Something to Express Your Self  : Feminine adalah perihal merawat, menjaga, dan melahirkan (bisa dalam artian benar-benar melahirkan, bisa juga dengan menciptakan sesuatu). Anda bisa membayangkan figur seorang Ibu atau seorang perempuan. Untuk membantu sisi ini terhubung dengan diri Anda, pastikan bahwa Anda tetap terhubung dengan emosi yang Anda rasakan. biarkan sisi feminine membantu kita untuk lebih present, menerima di mana Anda berada sekarang tanpa terlalu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Menulis jurnal, scripting, bermain musik, melukis, bahkan menari  dapat menjadi kegiatan yang membantu terhubung dengan sisi feminine kita.

>Practice Giving, Sharing & nurturing : Selain dengan melakukan aktivitas di atas, membiasakan diri untuk merawat dan menjaga hewan, tanaman, atau menunjukkan kepedulian dengan orang di sekitar kita dapat menjadi pilihan. Kebiasaan ini melatih sisi nurturing sekaligus rasa empati ke semua makhluk hidup

>Make Sure You Stay Grounded : Kita perlu ingat, bahwa ada kalanya sisi feminine kita memerlukan rasa aman hingga ia bisa berinteraksi dengan dunia luar. Terkadang, padatnya kehidupan sehari-hari membuat kita merasa bias, sisihkan waktu untuk diri sendiri.

B. Masculine Side

>Be More Responsible for Your Life : Berbeda dari feminine yang lebih mengarah pada penerimaan, sisi masculine dalam diri kita mendorong kita untuk lebih berani bertanggung jawab untuk setiap hal yang kita lakukan. Latih diri kita untuk lebih berani melakukan hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, tentunya dengan memahami bahwa setiap tindakan memiliki risiko. Buatlah visi, sekaligus misi yang akan membantu diri kita terbiasa untuk merencanakan dan membuat strategi.

>Speak Directly : Satu traits yang sering menjadi permasalahan masculine adalah kemampuan untuk lebih terbuka, jujur, dan mengatakan pemikirannya dengan tegas. Pemahaman mengenai keterbukaan emosi yang cenderung kita anggap sebagai kelemahan untuk seseorang lelaki adalah hal yang keliru. Mulai saat ini, jangan anggap keterbukaan sebagai kelemahan ya! Berani untuk berbicara dan utarakan pendapat yang Anda pikirkan.

>Try Challenging Activities Bila aktivias yang membantu kita terhubung dengan sisi feminine lebih mengarah pada suatu kreativitas, keindahan, dan seni. Aktivitas yang dapat menarik bagi sisi masculine biasanya merupakan kegiatan yang lebih menantang dan memicu adrenali. Anda bisa lakukan olahraga yang Anda sukai, seperti hiking, dan masih banyak lagi. 

Balancing Feminine and Masculine Energy

Saya memaknai keseimbangan feminine dan masculine dalam diri seseorang bukan sebagai sesuatu yang mati-matian kita jaga keseimbangannya. Penerimaan bahwa ada kalanya kedua sisi ini tidak seimbang, akan membuat kita bisa menjalani hidup dengan lebih mengalir, tanpa merasa bahwa kita perlu mengontrol banyak hal. "Seimbang" disini lebih saya maknai dengan mengetahui kapan kita harus berada pada sisi feminine kita, dan kapan harus berada pada sisi masculine kita. Kapan menggunakan sisi feminine, kapan menggunakan sisi masculine, dan kapan kedua sisi ini harus beroperasi secara bersamaan. 

Nah begitu tips untuk menyeimbangkan sisi feminin dan maskulin dalam diri kita! Sudah siap mencobanya?






References :


7 Tips Menulis Untuk Pemula : Dijamin Ampuh!

7 Tips Menulis Untuk Pemula : Dijamin Ampuh!

Ditulis Oleh : Fatihatun Puti Sabrina

Bagi beberapa orang, menulis merupakan hal yang mudah dilakukan, namun masih banyak di antara kita yang merasa sulit untuk menulis. Lalu bagaimana caranya untuk memulai menulis? Berikut tips dan contohnya:

Tips Menulis Untuk Pemula




       Pilih Topik Yang Menarik Untukmu

Mendalami sesuatu yang menarik untuk kita akan terasa lebih mudah dibanding dengan topik yang tidak menarik hati kita. Dalam menulis—ketika kita ingin tulisan tersebut terasa hidup—maka libatkan hati kita dalam proses pembuatannya. Tentukan topik dan jenis tulisan yang lebih kamu sukai. Semisal bila kamu tertarik menulis sebuah novel, maka tentukan jenis novel apa yang menarik bagimu, sesuatu yang terasa mengalir dan tidak membuatmu terasa terpaksa ketika melakukannya. Semisal romance, fantasy, horror, ataupun jenis chicklit. Melihat pasar memang perlu, namun memaksakan sesuatu yang tidak kamu sukai bisa membuat kreatifitasmu tidak maksimal.

Begitupun dengan menulis sebuah buku, kamu bisa menentukan tipe buku yang ingin kamu buat. Kamu bisa menulis buku self improvement, ilmu pengetahuan, biografi, dan masih banyak lainnya!

Tentukan Plot dan Inti Tulisanmu

Selanjutnya, kamu perlu menentukan plot dan inti dari topik yang ingin kau buat. Yap, dalam beberapa kasus banyak penulis yang  membiarkan tulisan mereka mengalir tanpa membuat plot terlebih dahulu. Namun akan lebih baik untuk menentukan plot dan inti pesan dari tulisan yang ingin kita buat. Selain menjaga agar apa yang ditulis sesuai dengan batasan topik, hal ini juga mempermudah dalam membuat isi pembahasan!

Membaca dan Riset

Saat menulis, pernahkah kamu merasa seolah kamu mengetahui apa yang ingin kamu tulis, namun merasa bingung bagaimana cara menyampaikannya? Yap, mungkin kamu perlu memperkaya diksimu! Membaca adalah salah satu cara agar diksimu terus berkembang.

Akan lebih baik lagi bila referensi bacaanmu sesuai dengan topik yang akan kamu tulis, bila kamu berniat menulis sebuah buku self-improvement, perbanyaklah membaca buku-buku pengembangan diri!

 

Pahami Cara Kerja dan Sumber Inspirasimu

Memahami bagaimana dirimu bekerja dan apa yang memancing inspirasimu adalah hal yang penting. Beberapa orang merasa lebih mudah dalam menulis dalam kesunyian, beberapa yang lainnya mungkin tidak bermasalah di kelilingi beberapa orang atau menulis sembari diiringi alunan musik. Kamu bisa memperhatikan kondisi dan waktu yang membuatmu nyaman.

Kamu juga bisa mencari sumber-sumber insipirasimu dalam menulis, semisal dengan menonton film, mendengarkan musik, pergi ke beberapa tempat untuk refreshing, dan masih banyak lagi!

 

Revisi dan Edit Hasil Karyamu

Sekalipun hanya untuk iseng-iseng dan tidak berniat untuk dipublikasikan, terbiasalah merevisi dan mengedit apa yang telah kamu tulis. Baca kembali hasil tulisanmu, rasakan seolah kamu bertukar posisi menjadi pembaca, apakah ada kata yang terlalu berbelit? apakah kamu menemukan diksi yang dirasa kurang pas? kamu juga mungkin perlu memperhatikan peletakkan koma dan panjang kalimatmu. Jangan buat pembaca ngos-ngosan saat membaca tulisanmu ya!


 Jangan Berhenti Untuk Menulis

Dua kunci utama untuk menjadi penulis adalah membaca dan menulis. Sangat wajar bila dalam tulisan pertama kita akan merasa tulisan kita sangat buruk. Teruslah menulis, bila kamu merasa kurang percaya diri, simpanlah tulisanmu dalam draft terlebih dahulu, lakukan secara rutin dan secara perlahan kamu akan melihat hasilnya! Saya pernah melihat artikel yang saya buat beberapa bulan lalu dan menyadari seberapa besar improve yang saya dapatkan pada karya saya—yang terjadi secara bertahap!

Ingat, kamu selalu bisa mengedit tulisan yang sudah kamu buat, namun bila kamu tidak memulai, bagaimana mungkin karyamu akan selesai? Seperti yang orang bilang, You can’t edit from a blank page!


Jadikan Menulis Bagian Dari Rutinitasmu

Yang terakhir adalah komitmen. Wajar bila dalam menulis kita merasakan writer blocks, atau kita merasa bahwa apa yang kita kerjakan belum memberikan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan. Teruslah menulis, terutama bila Anda merasa menulis merupakan salah satu hobby yang Anda sukai! Jangan langsung berorientasi pada hasil! Lakukan yang terbaik, dan biarkan dirimu berekspresi sebebas mungkin!

 

Nah, seperti itulah tips and trick untuk menulis! Menulis untuk pemula memang bukan hal yang mudah—bahkan bagi orang yang sudah terbiasa menulis—sangat wajar bila suatu saat masuk pada fase writer blocks. Semua perlu waktu dan proses. Tetap semangat ya, semoga artikel ini dapat membantumu!

Mengenal Meditasi : Pengertian, Manfaat, dan Tips Melakukan Meditasi

 

Mengenal Meditasi : Pengertian, Manfaat, dan Tips Melakukan Meditasi

Apa itu Meditasi?

Selama ini, banyak yang mengira bahwa meditasi adalah praktis yang aneh dan membutuhkan ritual atau persiapan khusus. Padahal meditasi  merupakan sebuah kegiatan yang dapat dilakukan siapa saja dan tidak memerlukan effort yang besar. Meditasi merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk menenangkan tubuh dan pikiran, meditasi akan membantu seseorang untuk melatih kesadaran akan kondisi diri sendiri dan benar-benar merasakan hidup di masa sekarang.

Meditasi

Mengapa kita perlu meditasi ?

Berikut manfaat yang bisa kita dapatkan dengan melakukan meditasi:

  1.    Memahami Apa Yang Sebenarnya Kita Rasakan
  2.    Mengurangi tingkat stres
  3.    Semakin Terhubung Dengan Diri Kita Sendiri
  4.    Meningkatkan Konsentrasi
  5.    Melatih Intuisi Kita Agar Lebih Sensitif
  6.    Memberikan “Me Time” Untuk Diri Kita

Tips Dalam Melakukan Meditasi

1. Siapkan Tempat Yang Kondusif

Dalam memulai meditasi, kita akan belajar untuk ‘benar-benar hadir’ dan meninggalkan sejenak semua beban dan kepenatan hidup yang kita alami.  Situasi yang kurang kondusif dapat membuat Anda kesulitan berkonsentrasi, terutama bila Anda seorang pemula, Anda akan lebih mudah  terdistraksi di lingkungan yang kurang kondusif. 

2. Posisikan Tubuh Anda Senyaman Mungkin

Salah satu sikap tubuh yang sangat dianjurkan dalam meditasi adalah duduk bersila, dengan  posisi punggung yang tegap. Bila dilihat dari aspek energi dan spiritual, kondisi ini akan menghubungkan antara root cakra (cakra yang berada di paling bawah), hingga cakra mahkota (crown cakra) yang berada di paling atas. Root cakra akan terhubung dengan energi di bumi, dan crown cakra Anda akan terhubung ke langit, sehingga membentuk sebuah garis vertikal yang saling berkaitan. Namun bila posisi duduk membuat Anda kurang nyaman, Anda bisa melakukan Meditasi dengan berbaring. Posisikan tubuh Anda senyaman mungkin.

3. Minimalisir Pencahayaan

Salah satu tips yang membuat sesi meditasi Anda terasa ‘intim’ adalah dengan menggunakan lilin dibanding menggunakan cahaya lampu biasa. Sebenarnya, tak ada masalah untuk menggunakan keduanya, namun bila Anda tengah melatih konsentrasi, penggunaan lilin akan membuat pandangan Anda terfokus pada api yang dipancarkan. Coba pikir kembali—ketika bola mata Anda bergerak, bukankah pikiran kita terus terhubung dan tidak berhenti  berjalan? Dengan memusatkan pandangan kita pada suatu titik, kita memberi sinyal ke pada otak kita untuk meninggalkan hal-hal lain yang tidak perlu kita perhatikan. Tips ini sederhana, namun patut untuk dicoba!

4. Atur Pola Pernafasan

Tarik nafas Anda dalam-dalam, tahan beberapa detik, sebelum menghembuskan melalui mulut Anda secara perlahan. Rasakan bagaimana semua rasa lelah, beban pikiran, dan semua bias yang Anda bawa sebelumnya seolah mengalir keluar seiring dengan hembusan nafas Anda. Lakukan ini secara berulang dengan kesadaran penuh bahwa Anda memegang kendali atas diri Anda. Teknik seperti ini tidak hanya digunakan dalam meditasi, saya selalu melakukan ini setiap saya merasa sangat cemas dan ingin menangis. Mengatur pernafasan akan membantu kita untuk menyingkirkan bias dan benar-benar hadir dalam diri kita sekarang.

5. Jangan kendalikan pikiran Anda.

Sangat mungkin ketika Anda sedang meditasi, dan beberapa hal muncul di pikiran Anda. Hal ini sering saya alami, dan dari sana saya belajar, semakin saya mencoba mengendalikan pikiran saya, semakin sulit saya fokus dan meditasi saya terasa tidak mengalir alami karena adanya rasa tekanan.  Jadi, saya membiarkan bila ada distraksi yang mengganggu pikiran saya, namun tidak bereaksi akan hal tersebut.  Hal ini akan membuat pikiran Anda bisa kembali fokus lebih cepat.

Jangan berusaha untuk mengendalikan pikiran Anda, Anda tidak bisa mencegahnya, namun Anda bisa memilih untuk tidak bereaksi akan apa yang Anda pikirkan.

6. Cari Meditasi Terbaik Untuk Diri Anda

Ada banyak meditasi yang bisa Anda gunakan, seperti contoh—bila Anda seorang yang baik dalam memvisualisasikan sesuatu, Anda dapat mencari meditasi yang menuntut Anda untuk membayangkan sesuatu. Contoh lain, bila Anda seorang clairaudience (psychic hearing), Anda bisa memilih meditasi dengan frekuensi dan vibrasi tertentu. Saya seorang clairsentience dan clairaudience, jadi dua meditasi yang paling berpengaruh bagi saya adalah subliminal / Binarual beats, atau meditasi dengan melibatkan emosi saya untuk merasakan sesuatu. Carilah meditasi yang tepat untuk Anda!

7. Sadari kemampuan Diri Sendiri

Meditasi merupakan bagian dari self care, Jadi memaksakan diri untuk mengikuti sesi meditasi selama 30 menit lebih bukan hal yang mudah bagi semua orang. Bila Anda hanya mampu untuk melakukan meditasi selama 10 menit, tak masalah. Bahkan lima menitpun tak masalah! Semua kembali pada kenyamanan dan kemampuan diri sendiri, untuk apa melakukan self care namun tidak merasa nyaman sedikitpun?

 

Nah berikut merupakan pengertian, manfaat, dan tips mengenai  meditasi. Ambilah tips yang tepat untuk diri Anda, karena kenyamanan dan prespektif setiap individu tentu berbeda. Sampai jumpa di postingan berikutnya!

6 Cara Mengatasi Trust Issues : Perasaan Takut Mempercayai Orang Lain

 

6 Cara Mengatasi Trust Issues

Apa itu trust Issues?

Trust issues merupakan perasaan takut yang dapat berasal dari pengkhianatan, pengabaian, atau manipulasi yang diterima dari orang sekitar. Hal ini bisa disebabkan oleh kejadian yang terjadi dari masa lampau atau kejadian yang terjadi di masa sekarang. Permasalahan ini bukanlah hal sepele yang bisa kita abaikan, rasa kepercayaan merupakan dasar dari terbentuknya hubungan yang baik. Mengalami trust issues akan menyebabkan kita menjadi terisolasi, kesepian dan sulit membuka diri. Trust issues juga dapat menyebabkan seseorang cenderung mudah overthinking.


Ciri Orang Yang Memiliki Trust Issues:

Ada beberapa hal yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami trust issues

     ·        Tertutup, menolak menjalin hubungan lebih mendalam
·        Merasa curiga terhadap orang di sekitar mereka
·        Terlalu protektif terhadap seseorang, merasa takut bila orang tersebut pergi
·        Kesalahan kecil yang dilakukan orang lain terasa besar dan sulit untuk dimaafkan
·        Menghindari komitmen

L   Lalu bagaimana cara mengatasi kecenderungan sulit untuk mempercayai orang lain?

    6 Cara Mengatas Trust Issues: 

1. Memaafkan dan Memberi Kesempatan

Memaafkan memang terasa sulit, namun ketika maaf mengalir dengan tulus, Anda secara tidak langsung tengah menyembuhkan rasa sakit yang bersarang dalam diri Anda. Hal ini tentu tidak terjadi dengan mudah, namun Anda perlu belajar memaafkan sekalipun mungkin rasa percaya Anda belum bisa Anda berikan kembali.

Ketika Anda tengah memafkan, Anda bisa memberi waktu pada diri Anda dan memutuskan apakah Anda bisa mempercayai orang tersebut kembali atau tidak? Kita perlu menyadari bahwa setiap orang memiliki kesalahan, memberi kesempatan bisa menjadi opsi yang perlu kita pertimbangkan. Berikan waktu hingga diri Anda siap memberi kepercayaan.

2. Berikan Waktu Untuk Diri Anda Merasa Kecewa dan Sedih

Perasaan sedih dan kecewa bukanlah sesuatu yang buruk. Menerima semua emosi yang kita rasakan akan membuat fase penerimaan terjadi lebih cepat. Akan ada rasa sedih bila menyadari bahwa mungkin teman Anda menghancurkan kepercayaan Anda, akan ada rasa kecewa yang Anda rasakan ketika melihat beberapa orang mengkhianati atau memanfaatkan kebaikan Anda. Kita harus menerima kenyataan bahwa tidak semua orang memiliki niat yang baik, kita juga perlu menyadari bahwa semua orang dapat berubah, dan setiap manusia memiliki egonya masing-masing. Begitupun dengan diri kita sendiri bukan?

Tak ada yang bisa Anda kendalikan, Anda hanya bisa mengendalikan bagaimana Anda bereaksi dan mengambil sikap setelahnya. Biarkan rasa kecewa dan sedih Anda keluar, tuangkan lewat sesuatu yang bisa membuat Anda lebih tenang. Seperti misal : mendengar musik, bermain musik, menulis atau bercerita dengan orang yang dapat Anda percaya. 

3. Buat Batasan Dengan Orang Yang Tak Bisa Dipercaya

Ketika kita memutuskan untuk memaafkan seseorang bukan berarti kita membiarkan diri kita diperlukan sama berulang kali.  Buat batasan sejauh mana Anda bisa menerimanya dalam hidup Anda. Seperti misal, Anda tidak mentolerir bila mereka bersikap A, B, atau C. Atau bisa seperti : Anda hanya akan bersama mereka dalam kondisi A.  Hal ini perlu dilakukan dengan kesadaran penuh, bangun batasan Anda sebagai bentuk kepedulian terhadap diri Anda, bukan sebagai hukuman untuk orang di sekitar Anda.

4. Bangun Rasa Percaya Pada Diri Sendiri dan Orang Terdekat

Membangun rasa trust atau percaya setelah pengkhianatan, pengabaian, atau dimanfaatkan berkali-kali bukan hal yang mudah. Ego Anda akan bersikap defensive untuk mencegah luka dan masalah yang sama terjadi dalam diri Anda, dan ini merupakan sesuatu yang normal.

Anda dapat memulainya  dengan membangun rasa percaya pada diri Anda sendiri, yakinlah ketika Anda melakukan sesuatu dengan tulus dan kepercayaan Anda dihancurkan, permasalahannya bukan pada diri Anda. Mungkin semua yang terjadi merupakan pembelajaraan untuk pendewasaan diri ke depan.

Bangun rasa percaya Anda pada diri Anda dan kepada Tuhan, Anda juga bisa memulainya dengan mengeratkan ikatan Anda dengan orang yang sebelumnya sudah Anda percaya, percaya saja orang-orang terdekat, orang yang selama ini Anda percaya dan tidak pernah mengecewakan Anda. Satu teman baik lebih cukup dibanding sekumpulan orang yang membuat Anda mempertanyaan kelayakan diri Anda.

5. Ubah Pemikiran Negatif Pada Diri Sendiri

Salah satu hal  negatif yang mungkin terjadi ketika kita selalu dikecewakan hingga sulit untuk percaya dengan orang lain adalah perasaan tidak layak atau merasa semua terjadi karena kesalahan diri kita sendiri. Sebagai contoh, ketika Anda berteman dengan seseorang dan mereka membohongi Anda lebih dari sekali, atau mereka membuat janji-janji kecil dan berulang kali melupakannya. Anda bisa jadi merasa bahwa Anda bukan orang yang penting, Anda dapat berpikir bahwa ada perasaan ‘unworthy’ atau tidak layak pada diri Anda, kejadian tersebut bukan hanya berimbas pada perasaan kecewa, namun bisa menyerang kepercayaan diri seseorang.

Faktanya, apapun tindakan yang orang lain lakukan terhadap diri kita, tidak menunjukkan seperti apa kualitas diri kita, namun menunjukkan kualitas diri mereka yang sebenarnya. It’s not about you, It’s about them. there’s nothing wrong with you.

Dengan begitu Anda dapat lebih mudah membuka diri, Anda akan lebih berpikiran terbuka dan siap menjalin relasi baru dengan orang di sekitar

6. Sadari Bahwa Selalu Ada Resiko Ketika Anda Memberi Kepercayaan Kembali

Hal terakhir yang perlu kita mengerti adalah selalu ada kemungkinan Anda akan terluka dan kecewa ketika kita membangun sebuah relasi dengan orang lain, dan hal tersebut adalah hal yang wajar. Kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain bersikap terhadap diri kita. Terima kenyataan ini dengan pikiran terbuka, resiko selalu ada, dan menutup diri terus menerus untuk menghindari rasa sakit tak akan menyelesaikan apapun. 

Dalam hidup kita akan berjumpa dengan banyak orang, dan beberapa di antara mereka hadir untuk memberikan pelajaran. Perasaan hancur ketika ketulusan Anda dimanfaatkan, perasaan kecewa ketika sahabat Anda meninggalkan Anda, Rasa sesak ketika orang-orang menyepelekan janji-janji yang mereka berikan terhadap Anda merupakan hal yang wajar.

Jangan biarkan Perlakuan Yang Anda Terima Mengubah Siapa Diri Anda Yang Sebenarnya

Ini akan terdengar naïf, namun percayalah—hal ini menjadi pendewasaan dan menjadikan Anda pribadi yang lebih baik ke depannya. Terutama bila tindakan apa yang akan Anda lakukan mempengaruhi misi jiwa Anda ke depan.

Saya pernah menerima hal yang menyakitkan yang membuat saya berpikir bahwa semua orang berengsek dan tidak dapat dipercaya. Rasa sakit tersebut membuat saya seolah memberi hukuman ke semua orang—saya membenci semuanya dan bersikap skeptis, hingga akhirnya saya menyadari bahwa tindakan tersebut tidaklah benar. Saya tidak bisa membenci semua orang hanya karena saya disakiti beberapa orang dalam hidup saya.

Sejak saat itu, saya mencoba memegang prinsip bahwa “Apapun yang orang lakukan tidak akan mengubah bagaimana saya bersikap, bagaimana saya akan mencintai, dan mengubah siapa diri saya yang sebenarnya”. Bila Anda ingin bersikap baik, lakukan. Bila Anda ingin berbagi cinta kasih dengan tulus, lakukan. Bila Anda ingin menolong dan menunjukkan perhatian, lakukan.  Tanpa berpikir bahwa Anda harus mendapatkan hal yang sama. (Memahami prinsip cinta-kasih tanpa ego)

Bila seseorang melukai Anda, maka itu masalah Anda dengan mereka, selesaikan apa yang dapat diselesaikan dan jangan biarkan hal tersebut membuat diri Anda tertutup. Bila orang yang menyakiti Anda meminta tolong terhadap Anda (dan bila Anda dalam keadaan mampu), maka tolong mereka atas dasar kemanusiaan, karena Anda ‘sesama manusia’,  bukan lagi sebagai teman atau orang penting dalam hidup Anda lagi.

Anda tidak mengubah siapa diri Anda, Anda hanya mengubah makna dan nilai seseorang di dalam hidup Anda. Yakinlah bahwa karma baik akan selalu datang, dan apa yang Anda tanam akan menjadi apa yang Anda tuai kelak. Anda hanya perlu percaya pada diri Anda dan semua rencana Tuhan

Nah, begitu 6 cara mengatasi trust issues , membuka diri setelah hati Anda terluka memang tidak mudah, namun Anda harus percaya bahwa Anda akan menemukan orang-orang yang tepat! 

Semoga tips di atas membantu, sampai jumpa kembali!

6 Cara Mempertajam Intuisi! Berani Mencoba?

 

6 Cara Mempertajam Intuisi! Berani Mencoba?

Ditulis oleh : Fatihatun Puti Sabrina

Intuisi merupakan bagian dari diri manusia yang dibawa sejak lahir. Intuisi hadir untuk membimbing, melindungi, dan membantu diri kita untuk berkembang lebih baik lagi.  Intuisi lebih sering kita sebut dengan firasat atau insting. Munculnya intuisi dapat membuat kita memahami sesuatu tanpa memerlukan alasan yang logis. Namun gaya hidup saat ini membuat kita bias, menyebabkan kita sulit terhubung dengan intuisi kita sendiri. Ketika kita tidak pernah menggunakan intuisi kita, besar kemungkinan kita akan kehilangan kemampuan intuisi yang kita milikki.

Fatihatun Puti Sabrina

Berikut 6 Cara Untuk Mempertajam Intuisi Anda:

1. Sisihkan Waktu Dengan Diri Sendiri

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk menguatkan intuisi adalah dengan terbiasa memberikan waktu untuk diri sendiri. Intuisi merupakan bagian dari jiwa seseorang, menyangkut hubungan dengan diri terdalam. Interaksi dengan orang di sekitar sering kali membuat kita bias dengan apa yang sebenarnya kita rasakan.

Doktor Richard Carlson—ahli pskiatris sekaligus penulis buku psikologis best seller, mengatakan bahwa ia selalu terbangun lebih pagi dibanding semua anggota keluarganya hanya untuk menghabiskan waktu seorang diri. Entah dengan membaca buku, atau hanya diam menikmati secangkir teh hangat tanpa melakukan apapun. Kebiasaan ini akan memberikan space antara diri kita dan lingkungan di sekitar, kita akan memiliki waktu untuk memproses dan memahami apa yang kita inginkan, pemikiran, juga emosi yang kita rasakan

2. Cegah Emotional Detachment

Menyinggung dari menghindari bias pada diri sendiri yang sempat ditulis pada point pertama, kita perlu belajar untuk menerima dan merasakan semua emosi yang kita alami dengan kesadaran penuh bahwa kita manusia. Rasa marah, kesal, sedih, kecewa, bahkan perasaan cemburu atau iri, merupakan sesuatu yang manusiawi.

Mencegah emotional detachment akan meningkatkan kesadaran /“awareness”  terhadap diri sendiri, di detik kita belajar melakukan penerimaan secara emosional (sekalipun untuk hal yang rasanya menyakitkan), saat itu pula kita belajar berdaimai dengan ego kita, dengan begitu intuisi akan menguat. Pahami lebih lanjut mengenai Cara Membedakan Ego dan Intuisi 

3. Belajar Empati

Intuisi memang terdapat dalam diri kita, namun ia selalu bereaksi ketika kita berhadapan dengan orang lain atau kondisi tertentu. Sebagai contoh, pernahkah Anda merasa tidak nyaman ketika bertemu dengan orang-orang baru dalam hidup Anda?  Atau merasa bahwa Anda seolah bisa mempercayai dan merasa nyaman tanpa memerlukan alasan logis dibalik hal tersebut? Itu merupakan kinerja dari intuisI Anda. Ia memberikan red flags untuk hal yang kurang baik dalam perkembangan jiwa Anda, dan memberikan confirmation (pada diri saya, misalnya : munculnya rasa hangat yang saya rasakan di dada saya, atau perasaan familiar yang memberi tanda kesesuaian energi/vibrasi).

Melatih empati sama dengan melatih rasa. Untuk memulainya, belajarlah untuk melihat dan menerima berbagai sudut pandang. Ubah keterbiasaan menghakimi menjadi penerimaan dan toleransi. Biasakan diri kita untuk membayangkan bagaimana berada di posisi orang lain sebelum memberikan masukan atau penghakiman. Dengan begitu empati Anda akan meningkat, dan intuisi Anda semakin menguat.

4. Meditasi

Salah satu cara terbaik yang dapat membantu kita untuk menguatkan intuisi adalah dengan bermeditasi. Meditasi pada setiap orang memiliki tujuan yang berbeda, namun bila kita bahas secara garis besar, meditasi adalah fase di mana kita mencoba berkomunikasi dengan diri sendiri tanpa adanya gangguan dari dunia luar. Bila dikaitkan dengan melatih intuisi secara spiritual, meditasi akan membuat kita mengetahui bagaimana intuisi kita mencoba berinteraksi dengan diri kita. Contohnya : dari pendengaran, sense of knowing, melalui penglihatan, feeling dan masih banyak lagi.

Meditasi membantu kita untuk lebih dekat dengan intuisi kita, salah satu mental state dari silva method, menjelaskan bahwa meditasi rutin membuat kita terhubung dalam salah satu state level  yang membantu kita untuk belajar, mengingat, berinteraksi dan membaca pikiran dan emosi diri sendiri dan orang lain. Dengan bermeditasi secara rutin akan memudahkan kita untuk memproses intuisi dalam diri.

5. Belajar Menikmati Hidup Dimasa Sekarang

Bayangan dari masa lampau dan kekhawatiran akan masa depan dapat membuat kita semakin sulit untuk terhubung dengan intuisi kita. Masa lampau yang belum bisa direlakan, dan rasa khawatir untuk apa yang belum terjadi dalam hidup kita memberikan tempat untuk ego menguasai diri. Ego sering menimbulkan perasaan takut dan khawatir, membuat kita berpegang pada sesuatu yang sudah seharusnya kita lepaskan. Sadar atau tidak, kebiasaan tersebut akan membuat kita sulit menikmati hidup di masa sekarang. Maka dari itu, belajar untuk live in the now, live the moment, agar intuisi Anda menguat.

6. Latih Intuisi Anda Dari Hal Sederhana.

Terakhir, kita bisa meningkatkan intuisi kita dengan berlatih. Pikirkan objek atau situasi tertentu, pejamkan mata Anda, dan biarkan intuisi Anda memunculkan beberapa skenario dalam pikiran Anda. Perhatikan berapa lama intuisi Anda berjalan lebih cepat dalam salah satu skenario dibanding skenario yang lain.

Contoh, Anda membayangkan seekor kucing, biarkan pikiran Anda memahami bahwa Anda sedang memikirkan seekor kucing, setelahnya Anda bisa jadi berjalan ke luar rumah, atau bersantai di depan teras, lalu Anda seolah merasa bahwa Anda ingin menoleh ke kanan, dan boom—seekor kucing Ada di sisi kanan Anda. Atau ketika Anda mengirim sebuah pesan dan mendapat balasan, cobalah untuk menebak situasi dan feel apa yang Anda terima dari pesan tersebut (Berfokus pada energi secara general, bukan sesuatu yang sangat spesifik).

Tentu jawaban kita tidak selalu benar, namun setidaknya kita telah belajar untuk menggunakan kata hati kita dalam kehidupan sehari-hari.  Semakin kita melatih intuisi kita dari permainan permainan kecil yang kita buat, kita tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk intuisi kita menjawab, kita juga bisa mengetahui dan terbiasa untuk memahami bagaimana intuisi kita berbicara dengan kita. Dengan sering berlatih, intuisi kita akan menguat!

6 hal di atas dapat diterapkan untuk menguatkan intuisi yang ada di dalam diri manusia. Jadi, sudah siap untuk melatih intuisi Anda?

 


Bagaimana Cara Membedakan Ego dan Intuisi? Berikut Tips dan Contohnya

 

Bagaimana Cara Membedakan Ego dan Intuisi? Berikut Tips dan Contohnya

Ego dan Intuisi merupakan dua hal yang terdapat dalam diri manusia. Secara psikologis, ego merupakan bagian dari pikiran kita yang memiliki kemampuan untuk memahami dan menganalisis hal hal di sekitar, ego lebih menegaskan pada apa yang kita rasakan. Dalam diri manusia, ego memiliki fungsi dasar untuk memastikan kebutuhan dasar kita terpenuhi—atau kita berada dalam kondisi aman dan tidak terancam. Fungsi dasar inilah yang membuat ego kerap menuntut kita untuk berpikir mengenai hal yang akan kita rencanakan di masa yang akan datang, ego membuat manusia berada di zona nyaman, semata –mata untuk menghindari sesuatu yang dapat mengancam berdasarkan apa yang direkam dalam memori seseorang.

Sedangkan intuisi manusia adalah sesuatu yang datang dari dalam jiwa kita. Tracey Dawn dalam blognya mengenai Intuition vs Ego, menjelaskan bahwa intuisi merupakan bagian dari jiwa seseorang. Di mana jiwa kita lebih berorientasi pada perkembangan diri dan mengarahkan kita agar menjalani hidup dengan cinta. Intuisi manusia yang berasa dari dalam jiwa manusia membantu kita untuk terus berada pada jalan yang seharusnya kita lalui. Namun saat ini, sangat jarang manusia yang hidup dengan mendengarkan intuisi mereka, kehidupan saat ini membuat banyak orang hidup dalam ego mereka.


Lalu bagaimana cara membedakan Ego dan Intuisi?


Intuisi Muncul Lebih Awal, Ego Muncul Setelahnya Dengan Membawa Alasan

Ketika kita memikirkan sesuatu atau bertanya pada diri sendiri mengenai hal tertentu, intuisi Anda akan muncul lebih awal, berusaha memberitahu Anda sesuatu tanpa membuat Anda berpikir mengenai hal-hal yang tidak seharusnya Anda pikirkan. Sedangkan ego akan muncul setelahnya, ego datang membawa banyak alasan dan membuat Anda mempertanyakan kembali keputusan yang ingin Anda buat.

Sebagai contoh, ketika Anda bertanya pada diri Anda, “Apakah saya harus resign dan pindah tempat kerja?”, jika intuisi Anda memberi jawaban “Ya”, jawaban tersebut akan menjadi jawaban yang pertama kali muncul dan terasa sangat natural. Tak lama kemudian, ego Anda— yang menyadari bahwa tindakan Anda memiliki resiko, yang merasa terancam karena Anda mulai keluar dari zona nyaman Anda—akan muncul setelahnya dengan membawa banyak pertanyaan, seperti :

“Bagaimana bila saya resign dan keputusan tersebut salah?”

“Bagaimana bila lingkungan kerja saya yang baru tidak lebih nyaman dari sekarang?”

Dan masih banyak hal lainnya yang membuat Anda merasa ragu dengan keputusan yang akan Anda buat.


Intuisi Terasa Mengalir, Ego Menimbulkan Reaksi Emosional

Ego datang dari kepala—tepatnya pada bagian pre frontal cortex (bagian depan otak). Ego bermain dengan emosi sehingga kita lebih emosional. Sedangkan intuisi, merupakan sesuatu yang berasal dari hati kita. Mungkin Anda pernah mendengar kata “trust your gut feelings” Intuisi merupakan sebuah firasat, yang membuat kita mengetahui sesuatu walau kadang terlihat tidak logis.

Bila Anda ingin mencari tahu lebih jauh, terdapat keterkaitan antara sistem pencernaan dan otak manusia—yang bila dijelaskan secara singkat “Pencernaan yang merupakan otak kedua manusia—bertugas memberi sinyal , sedangkan otak yang akan berpikir tindakan apa yang kita lakukan selanjutnya”

Intuisi memberi tahu Anda firasat, sesuatu yang terasa mengalir dan tidak menimbulkan gejolak emosi tertentu pada diri Anda. Sementara Ego biasanya akan membuat kita lebih emosional.

Sebagai contoh, ketika Anda khawatir teman Anda tidak bisa dihubungi. Bila intuisi Anda memberi jawaban bahwa ‘teman Anda sibuk’, jawaban tersebut akan mengalir, bahkan sering kali kita sangkal karena terasa hambar, namun uniknya, ketika memikirkan hal yang sama—jawaban yang sama akan kembali muncul.

Berbeda dengan ego, dalam kasus di atas mungkin ego akan datang dengan pertanyaan ‘Bagaimana bila teaman Anda mengalami sesuatu yang buruk di jalan?, atau ‘Bagaimana bila teman Anda marah dan sedang tidak mau berbicara kepada Anda?’, lalu setelahnya rasa takut, khawatir, marah, sedih, akan muncul dan membuat diri Anda tak nyaman. Inilah ego, menimbulkan reaksi yang lebih emosional.


Intuisi Berlandaskan Cinta dan Kasih, Sementara Ego didasari Rasa Takut dan Khawatir

Karena berorientasi pada perkembangan diri dan rasa cinta kasih, intuisi akan terdengar lebih bijak, intuisi Anda memberi Anda keberanian untuk meraih sesuatu yang selama ini Anda inginkan, intuisi Anda akan membimbing Anda untuk belajar mendengarkan kata hati Anda, karena intuisi yang berasal dari jiwa manusia, mereka tahu apa yang terbaik untuk Anda. Sedangkan Ego, yang berfungsi untuk memastikan manusia berada dalam keadaan aman dan tidak terancam sering muncul membawa rasa takut dan khawatir. Ego mungkin akan menghakimi keputusan Anda, membuat Anda berpikir bahwa seharusnya Anda tidak melakukan hal tersebut, ego akan membuat rasa takut sebagai senjata untuk membuat  seseorang tetap berada di dalam zona yang menurutnya aman.

Berikut tiga tips berserta contoh untuk membedakan intuisi dan ego dalam diri manusia. Untuk dapat benar-benar mengerti dan memahami perbedaan keduanya diperlukan waktu dan seringnya melatih diri untuk mengenali keduanya. Sejatinya kedua hal tersebut akan selalu ada di dalam diri manusia, kita tidak dapat memungkiri dan mengabaikan peran keduanya dalam diri kita. Yang perlu kita lakukan adalah belajar untuk mengenali kapan intuisi dan ego berbicara kepada kita.  Selamat berlatih!




Tips : Menjadi Teman Curhat dan Pendengar Yang Baik!

Tips : Menjadi Teman Curhat dan Pendengar Yang Baik

Ditulis oleh : Fatihatun Puti Sabrina

Postingan kali ini masih ada sangkut paut dengan postingan sebelumnya, tetapi kita buat lebih general saja ya, biar bisa lebih relate dalam banyak hal. 

Menjadi pendengar yang baik tentu tidak mudah, jauh lebih sulit dibanding menjadi orang yang bercerita atau membuka suara. Coba kita perhatikan, hampir semua orang dapat berbicara panjang lebar, namun tidak semuanya mampu  memberi jeda waktu untuk mendengar dan mengerti apa yang lawan bicara sampaikan. Kebanyakan dari kita (termasuk yang sering saya lakukan) mendengar hanya untuk membalas perkataan lawan bicara, bukan benar-benar memahaminya.

Ketika seseorang datang kepada kita, menceritakan permasalahannya kepada kita, tentu ada dua kemungkinan besar yang terjadi : yang pertama seseorang membutuhkan solusi, dan yang kedua, yang paling sering terjadi : seseorang ingin didengar. Membedakan mana yang meminta kita memberikan solusi, dan mana yang hanya datang untuk berkeluh kesah adalah hal yang penting. 

Lalu, sikap seperti apa yang baiknya kita lakukan ketika seseorang datang untuk curhat?

Tips menjadi pendengar yang baik
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash


Pahami Maksud dan Tujuan Lawan Bicara. 


Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya, memahami tujuan seseorang bercerita kepada kita adalah hal yang penting. Kita perlu mengerti bahwa tidak semua orang yang datang untuk curhat benar-benar tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan. Banyak kasus yang saya temukan (termasuk yang sering saya lakukan),  orang tersebut sebenarnya paham tindakan apa yang harus dilakukan, mereka hanya membutuhkan teman untuk bertukar pendapat dan berkeluh kesah. 

Untuk menyadari hal ini, kita dapat melakukannya dengan tidak langsung memberikan saran ketika belum diminta. Kita bisa merespon dengan memberikan feedback berupa pertanyaan untuk memperjelas apa yang mereka rasakan, hal ini akan memberikan kita waktu untuk benar-benar memahami apa yang terjadi dengan lawan bicara.  

Biarkan seseorang menyelesaikan curhatannya terlebih dahulu, kemudian berikan respon berupa pertanyaan, bisa mengangkut kondisi atau perasaan lawan bicara, atau memperjelas mengenai masalah yang terjadi pada mereka. 

Ketika lawan bicara kita pada akhirnya berkata, "Menurutmu, apa yang harus saya lakukan?" Baru di situlah kita dapat mengutarakan saran kita.


Menyimak dengan baik, validasi emosi mereka. 


Ketika menjadi teman curhat, posisikan diri kita sebagai pendengar yang baik. Ingatkan diri kita bahwa kita ingin mendengar untuk memahami, bukan mendengar untuk membalas atau menjawab keluh kesah teman kita. 

Ketika sudah benar-benar memahami, akan lebih mudah bagi kita untuk mengerti apa yang orang lain rasakan. Tindakan ini akan melatih rasa empati kita. 

Saya sering melakukan ini ketika beberapa teman datang untuk bercerita. Entah untuk meminta pendapat, atau berkeluh kesah. Validasi emosi lawan bicara adalah hal mutakhir yang biasanya saya lakukan. 

"Aku mengerti apa yang kamu rasakan, wajar menurutku kalau kamu merasa seperti itu ... " 

Atau kalimat seperti, 

"Yang kamu laluin memang ga mudah kok, kalau aku di posisi kamu, aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama ... "

Kuncinya :  mendengar, memahami, dan mengerti apa yang mereka rasakan. 

Validasi emosi lawan bicara akan membuat mereka lebih nyaman untuk bercerita dengan kita, jauh dari itu, kita secara tidak langsung menunjukkan bahwa kita orang yang pengertian. Ingat, semua orang suka dimengerti!


Jangan pernah membandingkan masalah Anda dengan masalah mereka. 


Point' nomor tiga adalah point' penting yang sering sekali diabaikan. Membandingkan masalah yang kita alami dengan apa yang terjadi dengan lawan bicara adalah hal yang paling menyebalkan. Saya sendiri akan jengkel dan memilih untuk tidak bercerita kepada orang yang sama, bila apa yang  saya dapat justru rasa bersalah karena merasa saya tidak becus untuk menghadapi masalah saya.

Memang ada kalanya, kita perlu mengakui bahwa mungkin kita pernah berada di kondisi yang sama dengan lawan bicara, atau bahkan kita pernah melalui kondisi yang lebih berat dari lawan bicara. Tetapi perlu diingat, kemampuan orang untuk menghadapi permasalahannya berbeda-beda. Apa yang menurut saya sulit, bisa jadi mudah untuk orang lain. Vice Versa. Sangat konyol untuk menganggap semua orang akan menyikapi masalah dengan sudut pandang yang sama. 

Hindari kata-kata, 

"Kamu masih mending loh, aku ... "

"Cuma seperti ini loh ... "

"Aku pernah mengalami yang lebih parah ..." 

Mulai sekarang hindari ya. Jangan buat orang yang datang ke kita semakin bersalah karena merasa tidak becus untuk mengatasi masalahnya. Ketika orang datang ke kita untuk bercerita, itu artinya mereka percaya. Jadi jangan rusak kepercayaan itu ya! 


Ingat dari sudut pandang mana kita melihat! 


Yang terakhir adalah mengingat bahwa sebanyak apapun orang bercerita, meminta saran dan solusi, selalu ingat bahwa di sini kita hanya melihat dari sudut pandang kita. Kita mengetahui dari apa yang mereka ceritakan, dari apa yang kita lihat. Orang yang benar-benar menjalani dan merasakan apa yang terjadi adalah lawan bicara kita. Untuk itu, selalu ingat untuk tidak memaksakan saran yang kita berikan, biarkan lawan bicara membuat pilihan mereka sendiri. Apapun pilihan mereka berikan dukungan dan support terbaik untuk mereka ! 



Jadilah teman curhat sekaligus pendengar yang baik, jangan lupa untuk selalu support orang-orang yang kita sayang ya! Terimakasih :)

6 Cara Mengatasi Insecure dan Kurang Percaya Diri!

Mengatasi Insecure dan Kurang Percaya Diri!


Mengatasi Insecure dan Kurang Percaya diri


“When you have a lot of confidence and you feel like nobody can beat you, it’s game over for everyone else.” – Jason Day


Permasalahan kepercayaan diri dan rasa insecure sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Entah terjadi dalam lingkungan, pergaulan, atau justru terjadi pada diri kita sendiri. Perasaan insecure memang dapat terjadi kepada semua orang, namun perempuan cenderung lebih sering mengalaminya, mengingat perempuan biasanya jauh lebih sensitive dibanding laki laki.

Rasa insecure yang kita rasakan memiliki korelasi dengan rasa percaya diri pada masing-masing individu. Rasa percayaan diri bukan sesuatu yang sudah kita milikki dan bersifat tetap (tidak bisa kita ubah). Kepercayaan diri yang kita bawa sekarang turut dipengaruhi oleh pola asuh, faktor lingkungan, dan juga pergaulan, dalam artian kita dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kita untuk menumbuhkan rasa percaya diri kita. 

 


Berikut beberapa tips untuk membangun rasa percaya diri!

 

1. Kurangi Negative Thinking dan Perbanyak Afirmasi Positive!

Sering kali kita memikirkan hal buruk yang sebenarnya belum tentu benar mengenai diri kita. Kita kerap memikirkan sesuatu yang bahkan belum pernah terjadi, hingga kita lupa bahwa kekuatan paling besar untuk membangun rasa percayaan diri adalah kekuatan dari dalam diri sendiri.

Bila kita menyadari, pemikiran kita memegang pengaruh besar dalam hidup kita, apa yang kita pikirkan akan membentuk sebuah mindset, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi apa yang kita rasakan dan bagaimana kita bersikap. 


“Dia pintar, aku tidak mungkin bisa!”

“Aku tak memiliki apapun untuk ditunjukkan, apa yang membuatku menarik?”

“Bagaimana jika aku mengenakan baju ini, dan terlihat aneh di mata semua orang?


Kata-kata negatif yang terus menerus berputar di kepala kita akan menyebabkan kita terus merasa  kurang, hal ini tentu membuat kita merasa powerless. 

Jadi, dibanding terus menerus memikirkan sesuatu yang negatif terkait diri sendiri, mulailah melakukan afirmasi positive setiap hari!  Sisihkan waktu 3-5 menit dan ucapkan kata-kata positif untuk mengawali hari Anda! 


 2. Tak Perlu Ikuti Arus : Buat Standar Untuk Dirimu Sendiri! 

Rasa insecure kadang muncul saat kita terus membandingkan hidup kita dengan orang lain. Membayangkan bagaimana orang lain menjalani kehidupannya, berpikir bahwa jalan yang mereka lalui terlihat jauh lebih menyenangkan, atau melihat bagaimana orang lain berhasil mencapai posisi tertentu. Kita cenderung membandingkan keberhasilan yang diperoleh orang lain dengan kondisi kita saat ini.

Padahal hal ini jelas tidak adil. Saat kita melihat keberhasilan orang lain, coba tanyakan pada diri kita : 

Apakah hal itu, keberhasilan itu, memang apa yang benar-benar aku butuhkan?

Apakah pencapaian tersebut memang apa yang aku inginkan? 

Pertanyaan-pertanyaan ini akan membuat kita berpikir, apakah benar hal yang membuat kita merasa minder memang apa yang ingin kita dapatkan dalam hidup? Apakah kita sudah memiliki standar hidup, atau selama ini hidup mengikuti standar yang dibuat orang lain? 

Teman -teman, kita tidak perlu menjadi A ketika orang lain menjadi A, kita tidak perlu sampai pada posisi C untuk mebuktikan kita dapat melampaui apa yang menjadi definisi sukses bagi orang lain. Berhenti untuk mencari ke luar, dan mulailah mencari ke dalam diri sendiri.

Coba tentukan standar kebahagiaanmu, semisal : Sukses seperti apa yang kamu inginkan? Atau buat standar kecantikanmu, seperti apa penggambaran cantik yang kamu pikirkan?

Cantik secara fisik penampilan? atau cantik secara pemikiran dan perkataan? 

Tidak ada yang salah dengan keduanya, karena semua dikembalikan pada standar yang dipilih masing-masing individu. Begitupun dengan kesuksessan, bila definisi anda mengenai sukses jauh dari sekedar mengumpulkan materi, maka tidak perlu merasa insecure dengan keberhasilan finansial orang lain.

 

3. Lebih Bijak Dalam Menggunakan Sosial Media  

Pernahkah kalian mendengar beberapa orang yang mengakui hidupnya jauh lebih bahagia ketika mereka berhenti menggunakan sosial media? Di sini, saya tidak berniat  untuk meminta teman-teman berhenti menggunakan sosial media. Kita masih membutuhkannya, dan kita tak bisa menyalahkan teknologi dalam hal ini.

Tetapi, kita dapat memberi batasan dan bersikap lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Kita perlu menyadari bahwa apa yang orang bagikan melalui sosial media hanya sekian persen dari apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Selayaknya manusia, orang cenderung membagikan hal-hal yang menyenangkan di sosial media, hal ini memang kita lakukan untuk mengikuti ego kita

Semakin terpenuhi keingannya, semakin terlihat menarik hidupnya, semakin terpenuhi pula egonya.

Tak ada maksud menyalahkan, kitapun akan melakukan hal yang sama bukan? 

Maka dari itu, bijaklah dalam menggunakan sosial media. Orang bisa membagikan peristiwa menarik dalam hidup mereka. Berkumpul bersama teman, menghabiskan waktu seorang diri di caffe terkenal, atau hal – hal lain. Tetapi hampir tidak pernah kita menemukan orang yang menceritakan hal memalukan yang menimpa mereka hari ini, pertengkaran dengan teman, atau kesialan lain yang terjadi dalam hidup mereka.

Sekali lagi, batasi, dan bijaklah untuk menerima dan mencerna informasi yang kalian terima!

 

4. Mengapa Harus Menjadi Sama, Kalau Kamu Jauh Lebih Menarik Ketika Berbeda?

Berapa  banyak dari kita yang masih merasa takut untuk menjadi berbeda? Rasanya terlihat mudah ketika kita melakukan hal yang telah banyak dilakukan orang lain, namun akan lain ceritanya jika kita memilih hal yang berbeda—bahkan terlihat aneh di mata orang lain.

Saat itulah, kepercayaan kita pada diri kita diuji. Lagi dan lagi, semua kembali pada kebahagiaan dan prinsip hidup masing masing.

Gunakan pakaian yang kamu suka, kembangkan hobby yang selama ini sempat kamu tunda, rencanakan hal yang selama ini kamu inginkan. Jangan biarkan insecurity dan permasalahan kepercayaan diri menghalangi kita dalam meraih kebahagiaan ya!


5. Berlatih dan Mempersiapkan Diri Sebaik Mungkin!

Hal lain yang dapat kita lakukan untuk membangun rasa percaya diri kita adalah berlatih dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Jika esok kita berhadapan dengan sebuah keadaan yang membuat kita tidak cukup yakin, semisal seperti : presentasi di depan banyak orang, menjadi pembicara di dalam sebuah kegiatan, atau bertemu dengan seseorang yang sangat kalian idolakan. Maka berlatih adalah solusinya.

Dengan berlatih, kita akan jauh lebih merasa percaya diri, karena kita sadar kita telah memiliki bekal sebelumnya. Begitupun dengan penampilan, mempersiapkan diri kita lebih baik saat akan pergi ke luar rumah akan membuat kepercayaan diri kita meningkat.


6. Acceptance Is the Key !

Penerimaan adalah kuncinya. Kita harus menerima bahwa kita memiliki kekurangan, ada banyak hal yang memang tidak bisa kita raih dan dapatkan dalam hidup ini. Dibanding dengan mengejar sesuatu yang akan membuat kita lelah untuk meraihnya, cobalah untuk menerima dan memaafkan diri sendiri.

Terima bahwa kita memang tidak sempurna, dan bersyukur untuk semua yang telah diri kita lakukan sejauh ini.

Bagaimana caranya aku bisa menerima diriku, saat aku tak mengerti apa yang bisa aku banggakan dari diriku?

Beri jeda, dan tarik dirimu. Lihat perjuangan dan proses yang kau lalui untuk menjadi lebih baik hari demi hari. Bila yang kita lihat hanya hasil akhir, kita tidak akan pernah merasa puas, dan orang dengan tipikal seperti itu adalah orang yang tidak sudi untuk menerima kegagalan.

Dibanding membandingkan dengan hasil akhir, coba bandingkan dengan proses yang telah kita lalui sejauh ini, perubahan dan perjuangan apa yang telah kita lakukan. Dan perkembangan apa yang kita dapatkan.

Dengan begitu, kita dapat lebih menerima diri kita, kita dapat menerima kekurangan, dan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak hal lain yang dapat kita banggakan!

 

Sekian tips untuk mengatasi rasa insecure dan meningkatkan percaya diri kalian! Semoga bermanfaat !