Tampilkan postingan dengan label Tips dan Trik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips dan Trik. Tampilkan semua postingan

Tips : Menjadi Teman Curhat dan Pendengar Yang Baik!

Tips : Menjadi Teman Curhat dan Pendengar Yang Baik

Ditulis oleh : Fatihatun Puti Sabrina

Postingan kali ini masih ada sangkut paut dengan postingan sebelumnya, tetapi kita buat lebih general saja ya, biar bisa lebih relate dalam banyak hal. 

Menjadi pendengar yang baik tentu tidak mudah, jauh lebih sulit dibanding menjadi orang yang bercerita atau membuka suara. Coba kita perhatikan, hampir semua orang dapat berbicara panjang lebar, namun tidak semuanya mampu  memberi jeda waktu untuk mendengar dan mengerti apa yang lawan bicara sampaikan. Kebanyakan dari kita (termasuk yang sering saya lakukan) mendengar hanya untuk membalas perkataan lawan bicara, bukan benar-benar memahaminya.

Ketika seseorang datang kepada kita, menceritakan permasalahannya kepada kita, tentu ada dua kemungkinan besar yang terjadi : yang pertama seseorang membutuhkan solusi, dan yang kedua, yang paling sering terjadi : seseorang ingin didengar. Membedakan mana yang meminta kita memberikan solusi, dan mana yang hanya datang untuk berkeluh kesah adalah hal yang penting. 

Lalu, sikap seperti apa yang baiknya kita lakukan ketika seseorang datang untuk curhat?

Tips menjadi pendengar yang baik
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash


Pahami Maksud dan Tujuan Lawan Bicara. 


Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya, memahami tujuan seseorang bercerita kepada kita adalah hal yang penting. Kita perlu mengerti bahwa tidak semua orang yang datang untuk curhat benar-benar tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan. Banyak kasus yang saya temukan (termasuk yang sering saya lakukan),  orang tersebut sebenarnya paham tindakan apa yang harus dilakukan, mereka hanya membutuhkan teman untuk bertukar pendapat dan berkeluh kesah. 

Untuk menyadari hal ini, kita dapat melakukannya dengan tidak langsung memberikan saran ketika belum diminta. Kita bisa merespon dengan memberikan feedback berupa pertanyaan untuk memperjelas apa yang mereka rasakan, hal ini akan memberikan kita waktu untuk benar-benar memahami apa yang terjadi dengan lawan bicara.  

Biarkan seseorang menyelesaikan curhatannya terlebih dahulu, kemudian berikan respon berupa pertanyaan, bisa mengangkut kondisi atau perasaan lawan bicara, atau memperjelas mengenai masalah yang terjadi pada mereka. 

Ketika lawan bicara kita pada akhirnya berkata, "Menurutmu, apa yang harus saya lakukan?" Baru di situlah kita dapat mengutarakan saran kita.


Menyimak dengan baik, validasi emosi mereka. 


Ketika menjadi teman curhat, posisikan diri kita sebagai pendengar yang baik. Ingatkan diri kita bahwa kita ingin mendengar untuk memahami, bukan mendengar untuk membalas atau menjawab keluh kesah teman kita. 

Ketika sudah benar-benar memahami, akan lebih mudah bagi kita untuk mengerti apa yang orang lain rasakan. Tindakan ini akan melatih rasa empati kita. 

Saya sering melakukan ini ketika beberapa teman datang untuk bercerita. Entah untuk meminta pendapat, atau berkeluh kesah. Validasi emosi lawan bicara adalah hal mutakhir yang biasanya saya lakukan. 

"Aku mengerti apa yang kamu rasakan, wajar menurutku kalau kamu merasa seperti itu ... " 

Atau kalimat seperti, 

"Yang kamu laluin memang ga mudah kok, kalau aku di posisi kamu, aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama ... "

Kuncinya :  mendengar, memahami, dan mengerti apa yang mereka rasakan. 

Validasi emosi lawan bicara akan membuat mereka lebih nyaman untuk bercerita dengan kita, jauh dari itu, kita secara tidak langsung menunjukkan bahwa kita orang yang pengertian. Ingat, semua orang suka dimengerti!


Jangan pernah membandingkan masalah Anda dengan masalah mereka. 


Point' nomor tiga adalah point' penting yang sering sekali diabaikan. Membandingkan masalah yang kita alami dengan apa yang terjadi dengan lawan bicara adalah hal yang paling menyebalkan. Saya sendiri akan jengkel dan memilih untuk tidak bercerita kepada orang yang sama, bila apa yang  saya dapat justru rasa bersalah karena merasa saya tidak becus untuk menghadapi masalah saya.

Memang ada kalanya, kita perlu mengakui bahwa mungkin kita pernah berada di kondisi yang sama dengan lawan bicara, atau bahkan kita pernah melalui kondisi yang lebih berat dari lawan bicara. Tetapi perlu diingat, kemampuan orang untuk menghadapi permasalahannya berbeda-beda. Apa yang menurut saya sulit, bisa jadi mudah untuk orang lain. Vice Versa. Sangat konyol untuk menganggap semua orang akan menyikapi masalah dengan sudut pandang yang sama. 

Hindari kata-kata, 

"Kamu masih mending loh, aku ... "

"Cuma seperti ini loh ... "

"Aku pernah mengalami yang lebih parah ..." 

Mulai sekarang hindari ya. Jangan buat orang yang datang ke kita semakin bersalah karena merasa tidak becus untuk mengatasi masalahnya. Ketika orang datang ke kita untuk bercerita, itu artinya mereka percaya. Jadi jangan rusak kepercayaan itu ya! 


Ingat dari sudut pandang mana kita melihat! 


Yang terakhir adalah mengingat bahwa sebanyak apapun orang bercerita, meminta saran dan solusi, selalu ingat bahwa di sini kita hanya melihat dari sudut pandang kita. Kita mengetahui dari apa yang mereka ceritakan, dari apa yang kita lihat. Orang yang benar-benar menjalani dan merasakan apa yang terjadi adalah lawan bicara kita. Untuk itu, selalu ingat untuk tidak memaksakan saran yang kita berikan, biarkan lawan bicara membuat pilihan mereka sendiri. Apapun pilihan mereka berikan dukungan dan support terbaik untuk mereka ! 



Jadilah teman curhat sekaligus pendengar yang baik, jangan lupa untuk selalu support orang-orang yang kita sayang ya! Terimakasih :)

6 Cara Mengatasi Insecure dan Kurang Percaya Diri!

Mengatasi Insecure dan Kurang Percaya Diri!


Mengatasi Insecure dan Kurang Percaya diri


“When you have a lot of confidence and you feel like nobody can beat you, it’s game over for everyone else.” – Jason Day


Permasalahan kepercayaan diri dan rasa insecure sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Entah terjadi dalam lingkungan, pergaulan, atau justru terjadi pada diri kita sendiri. Perasaan insecure memang dapat terjadi kepada semua orang, namun perempuan cenderung lebih sering mengalaminya, mengingat perempuan biasanya jauh lebih sensitive dibanding laki laki.

Rasa insecure yang kita rasakan memiliki korelasi dengan rasa percaya diri pada masing-masing individu. Rasa percayaan diri bukan sesuatu yang sudah kita milikki dan bersifat tetap (tidak bisa kita ubah). Kepercayaan diri yang kita bawa sekarang turut dipengaruhi oleh pola asuh, faktor lingkungan, dan juga pergaulan, dalam artian kita dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kita untuk menumbuhkan rasa percaya diri kita. 

 


Berikut beberapa tips untuk membangun rasa percaya diri!

 

1. Kurangi Negative Thinking dan Perbanyak Afirmasi Positive!

Sering kali kita memikirkan hal buruk yang sebenarnya belum tentu benar mengenai diri kita. Kita kerap memikirkan sesuatu yang bahkan belum pernah terjadi, hingga kita lupa bahwa kekuatan paling besar untuk membangun rasa percayaan diri adalah kekuatan dari dalam diri sendiri.

Bila kita menyadari, pemikiran kita memegang pengaruh besar dalam hidup kita, apa yang kita pikirkan akan membentuk sebuah mindset, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi apa yang kita rasakan dan bagaimana kita bersikap. 


“Dia pintar, aku tidak mungkin bisa!”

“Aku tak memiliki apapun untuk ditunjukkan, apa yang membuatku menarik?”

“Bagaimana jika aku mengenakan baju ini, dan terlihat aneh di mata semua orang?


Kata-kata negatif yang terus menerus berputar di kepala kita akan menyebabkan kita terus merasa  kurang, hal ini tentu membuat kita merasa powerless. 

Jadi, dibanding terus menerus memikirkan sesuatu yang negatif terkait diri sendiri, mulailah melakukan afirmasi positive setiap hari!  Sisihkan waktu 3-5 menit dan ucapkan kata-kata positif untuk mengawali hari Anda! 


 2. Tak Perlu Ikuti Arus : Buat Standar Untuk Dirimu Sendiri! 

Rasa insecure kadang muncul saat kita terus membandingkan hidup kita dengan orang lain. Membayangkan bagaimana orang lain menjalani kehidupannya, berpikir bahwa jalan yang mereka lalui terlihat jauh lebih menyenangkan, atau melihat bagaimana orang lain berhasil mencapai posisi tertentu. Kita cenderung membandingkan keberhasilan yang diperoleh orang lain dengan kondisi kita saat ini.

Padahal hal ini jelas tidak adil. Saat kita melihat keberhasilan orang lain, coba tanyakan pada diri kita : 

Apakah hal itu, keberhasilan itu, memang apa yang benar-benar aku butuhkan?

Apakah pencapaian tersebut memang apa yang aku inginkan? 

Pertanyaan-pertanyaan ini akan membuat kita berpikir, apakah benar hal yang membuat kita merasa minder memang apa yang ingin kita dapatkan dalam hidup? Apakah kita sudah memiliki standar hidup, atau selama ini hidup mengikuti standar yang dibuat orang lain? 

Teman -teman, kita tidak perlu menjadi A ketika orang lain menjadi A, kita tidak perlu sampai pada posisi C untuk mebuktikan kita dapat melampaui apa yang menjadi definisi sukses bagi orang lain. Berhenti untuk mencari ke luar, dan mulailah mencari ke dalam diri sendiri.

Coba tentukan standar kebahagiaanmu, semisal : Sukses seperti apa yang kamu inginkan? Atau buat standar kecantikanmu, seperti apa penggambaran cantik yang kamu pikirkan?

Cantik secara fisik penampilan? atau cantik secara pemikiran dan perkataan? 

Tidak ada yang salah dengan keduanya, karena semua dikembalikan pada standar yang dipilih masing-masing individu. Begitupun dengan kesuksessan, bila definisi anda mengenai sukses jauh dari sekedar mengumpulkan materi, maka tidak perlu merasa insecure dengan keberhasilan finansial orang lain.

 

3. Lebih Bijak Dalam Menggunakan Sosial Media  

Pernahkah kalian mendengar beberapa orang yang mengakui hidupnya jauh lebih bahagia ketika mereka berhenti menggunakan sosial media? Di sini, saya tidak berniat  untuk meminta teman-teman berhenti menggunakan sosial media. Kita masih membutuhkannya, dan kita tak bisa menyalahkan teknologi dalam hal ini.

Tetapi, kita dapat memberi batasan dan bersikap lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Kita perlu menyadari bahwa apa yang orang bagikan melalui sosial media hanya sekian persen dari apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Selayaknya manusia, orang cenderung membagikan hal-hal yang menyenangkan di sosial media, hal ini memang kita lakukan untuk mengikuti ego kita

Semakin terpenuhi keingannya, semakin terlihat menarik hidupnya, semakin terpenuhi pula egonya.

Tak ada maksud menyalahkan, kitapun akan melakukan hal yang sama bukan? 

Maka dari itu, bijaklah dalam menggunakan sosial media. Orang bisa membagikan peristiwa menarik dalam hidup mereka. Berkumpul bersama teman, menghabiskan waktu seorang diri di caffe terkenal, atau hal – hal lain. Tetapi hampir tidak pernah kita menemukan orang yang menceritakan hal memalukan yang menimpa mereka hari ini, pertengkaran dengan teman, atau kesialan lain yang terjadi dalam hidup mereka.

Sekali lagi, batasi, dan bijaklah untuk menerima dan mencerna informasi yang kalian terima!

 

4. Mengapa Harus Menjadi Sama, Kalau Kamu Jauh Lebih Menarik Ketika Berbeda?

Berapa  banyak dari kita yang masih merasa takut untuk menjadi berbeda? Rasanya terlihat mudah ketika kita melakukan hal yang telah banyak dilakukan orang lain, namun akan lain ceritanya jika kita memilih hal yang berbeda—bahkan terlihat aneh di mata orang lain.

Saat itulah, kepercayaan kita pada diri kita diuji. Lagi dan lagi, semua kembali pada kebahagiaan dan prinsip hidup masing masing.

Gunakan pakaian yang kamu suka, kembangkan hobby yang selama ini sempat kamu tunda, rencanakan hal yang selama ini kamu inginkan. Jangan biarkan insecurity dan permasalahan kepercayaan diri menghalangi kita dalam meraih kebahagiaan ya!


5. Berlatih dan Mempersiapkan Diri Sebaik Mungkin!

Hal lain yang dapat kita lakukan untuk membangun rasa percaya diri kita adalah berlatih dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Jika esok kita berhadapan dengan sebuah keadaan yang membuat kita tidak cukup yakin, semisal seperti : presentasi di depan banyak orang, menjadi pembicara di dalam sebuah kegiatan, atau bertemu dengan seseorang yang sangat kalian idolakan. Maka berlatih adalah solusinya.

Dengan berlatih, kita akan jauh lebih merasa percaya diri, karena kita sadar kita telah memiliki bekal sebelumnya. Begitupun dengan penampilan, mempersiapkan diri kita lebih baik saat akan pergi ke luar rumah akan membuat kepercayaan diri kita meningkat.


6. Acceptance Is the Key !

Penerimaan adalah kuncinya. Kita harus menerima bahwa kita memiliki kekurangan, ada banyak hal yang memang tidak bisa kita raih dan dapatkan dalam hidup ini. Dibanding dengan mengejar sesuatu yang akan membuat kita lelah untuk meraihnya, cobalah untuk menerima dan memaafkan diri sendiri.

Terima bahwa kita memang tidak sempurna, dan bersyukur untuk semua yang telah diri kita lakukan sejauh ini.

Bagaimana caranya aku bisa menerima diriku, saat aku tak mengerti apa yang bisa aku banggakan dari diriku?

Beri jeda, dan tarik dirimu. Lihat perjuangan dan proses yang kau lalui untuk menjadi lebih baik hari demi hari. Bila yang kita lihat hanya hasil akhir, kita tidak akan pernah merasa puas, dan orang dengan tipikal seperti itu adalah orang yang tidak sudi untuk menerima kegagalan.

Dibanding membandingkan dengan hasil akhir, coba bandingkan dengan proses yang telah kita lalui sejauh ini, perubahan dan perjuangan apa yang telah kita lakukan. Dan perkembangan apa yang kita dapatkan.

Dengan begitu, kita dapat lebih menerima diri kita, kita dapat menerima kekurangan, dan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak hal lain yang dapat kita banggakan!

 

Sekian tips untuk mengatasi rasa insecure dan meningkatkan percaya diri kalian! Semoga bermanfaat !

 

Apa itu Highly Sensitive Person (HSP)? Berikut Ciri dan Tips Mengasatasinya!

Apa itu Highly Sensitive Person (HSP)? Berikut Ciri dan Tips Mengasatasinya!

Ditulis Oleh : Fatihatun Puti Sabrina 

Highly Sensitive Person


Apa kalian pernah menangis ketika melihat orang lain menangis, sekalipun kalian tidak mengerti masalah mereka apa? 

Atau kalian pernah merasa senang, seakan itu bagian dari kebahagiaan kalian, walau hal tersebut terjadi pada orang lain? 

Atau mungkin, saat berada di tengah keramaian, kalian sering merasa lelah, karena kalian terlalu banyak merasakan stimulus dari orang di sekitar kalian, sehingga kalian kerap memerlukan waktu untuk sendiri?

Tanda-tanda di atas dapat menunjukkan kalau kalian highly sensitif people (HSP), sepertiku. Namun sebelum kita lanjut, perlu dicatat kalau 'sensitifitas' antara satu orang dan orang lainnya berbeda. Dan semua tips yang akan dibagikan di sini murni berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai seorang HSP. 


Apa itu highly sensitive person ?

Menurut Jurnal.unimus.ac.id , Highly Sensitive Person atau HSP adalah sifat yang diasosiasikan dengan sensitivitas dan reponsitivitas yang lebih tinggi terhadap stimulus dari internal maupun eksternal, lingkungan maupun sosial. Sifat ini dimiliki oleh 20% populasi manusia dan diturunkan secara genetik.

Mudahnya, HSP adalah orang yang memiliki sensitivitas lebih  tinggi dari orang normal sehingga kadang bereaksi lebih besar juga cepat terhadap setiap stimulus yang mereka rasakan. HSP sama dengan orang-orang lainnya. Mereka merasakan rasa senang, sedih, marah, kecewa, seperti orang biasa, namun mereka merasakan emosi lebih dalam. HSP sangat terhubung dengan emosi mereka. Maka dari itu, pengendalian emosi dan pemberian space dengan lingkungan mereka sangat penting untuk dilakukan. 

Tips Untuk Highly sensitive person:

1. Biarkan Emosi Kalian Mengalir

Jangan pernah membohongi atau mencoba menutupi apa yang kalian rasakan. Saat rasa marah datang, terima dan rasakan. Begitupun saat rasa sedih yang datang, terima bahwa itu merupakan emosi yang mengalir dari dalam diri kalian. Tidak perlu malu untuk menangis, tidak perlu malu untuk menunjukkan emosi kalian. Kesehatan mental kalian adalah hal yang paling penting. Toh, kebahagiaan kita tidak ditentukan oleh persepsi orang lain. 

2. Validasi Emosi. 

Wajar bagi seorang HSP untuk merasakan banyak energi pada saat yang bersamaan. Seorang HSP sering merasa overwhelming. Maka dari itu validasi emosi sangat penting. Saat merasa overwhelming, kita dapat menanyakan kembali pada diri kita. Apa yang saya rasakan sekarang? Apa saya merasa sedih? Apa saya sedang marah sekarang?

Bahkan, kita harus mempertanyakan,

"Ini emosiku atau emosi orang lain?" 

"Ini rasa sedihku atau rasa sedih orang lain?"

Mengenali emosi yang kalian rasakan akan sangat membantu kalian untuk dapat mengendalikan semua emosi yang datang.

3. Bisa membuat space dengan lingkungan sekitar.

Sebagai seorang HSP, kalian harus mulai belajar untuk mengenal lingkungan seperti apa yang membuat kalian merasa nyaman, dan lingkungan seperti apa yang menguras energi kalian. Menemukan teman-teman dengan vibrasi yang sama akan membuat kalian merasa bersemangat sepanjang saat, namun apabila kalian berada dalam circumtances yang salah, kalian akan merasa lelah, dan akhirnya justru menghilangkan semangat kalian.

Jangan ragu untuk pergi apabila kalian berada dalam pergaulan yang membuat kalian merasa tidak nyaman, jangan memaksakan untuk bertahan dalam pertemanan yang toxic hanya karena kalian merasa takut sendirian. Lebih baik sendiri, dibanding terjebak dalam circumtances yang salah. Seorang HSP harus tau, mana orang yang bisa kalian keep dan jadikan teman, dan mana orang yang harus kalian tunjukkan jalan keluar. 

4. Tuangkan emosimu dalam hal yang positif

Perlu kalian sadari, bahwa tidak semua orang dapat terhubung baik dengan emosi mereka. Keuntungan besar yang dimiliki seorang HSP adalah  terhubung dengan emosi lebih dalam. Maka dari itu, saat merasakan banyak emosi, tuangkan hal tersebut pada karya dan seni. Bisa menulis, bermain musik, melukis dan masih banyak lagi. Membuat suatu karya dengan melibatkan emosi tentu akan menghasilkan karya seni yang berkualitas baik. Maka dari itu, jadikan sesuatu yang selalu orang pandang lemah menjadi kelebihan di diri kalian. 

Sekian tips untuk semua HSP di luar sana! Semoga informasi ini dapat bermanfaat :)